Senin, 04 Mei 2020

Fear of Choices

 
  Setiap orang pastilah punya rasa takut. Takut pada kegelapan, hewan buas, hantu, dan masih banyak lainnya. Rasa takut adalah hal yang wajar bagi setiap manusia, karena rasa takut merupakan salah satu system pertahanan diri dari hal-hal yang membahayakan. Tetapi, ada kalanya rasa takut muncul kepada sesuatu yang tidak wajar. Lantas.. bagaimanakah cara kita untuk menghadapi rasa takut tersebut??

Pada postingan kali ini, saya akan membahas emosi “Takut”

Apa itu rasa takut?
Apa yang menyebabkan rasa takut?
Bagaimana cara mengatasi rasa takut?

Nahh.. kita langsung saja ke pembahasan.

Pembahasan



Scared ; Takut

        takut/ta·kut/a 1 merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana: anjing ini jinak, engkau tidak perlu --; 2 takwa; segan dan hormat: hendaklah kita -- kepada Allah; 3 tidak berani (berbuat, menempuh, menderita, dan sebagainya): hari sudah malam, aku -- pulang sendiri; 4 gelisah; khawatir (kalau ...):digenggam -- mati, dilepaskan -- terbang, pb rasa gelisah, khawatir kacau-balau;
-- bayang-bayang perasaan takut tanpa alasan;
-- suntuk malam takut akan sampai pada batas malam; takut kemalaman; 

            Rasa takut, merupakan salah satu dari beberapa emosi dasar manusia, beberapa emosi dasar lainnya yaitu senang, sedih, marah, dan lainnya yang tidak akan kita bahas disini. Rasa takut yang dirasakan oleh kita sebagai manusia tidaklah selalu sama.

Apa yang membedakan rasa takut tersebut??

Untuk pertanyaan diatas, saya belum bisa menjelaskan secara rinci. Karena pengetahuan yang terbatas terhadap bidang yang dibahas ini. Tapi untuk memperjelas, pembaca dapat membedakan dari beberapa rasa takut yang ada, yaitu :

·         Gelisah
·         Khawatir
·         Gugup
·         Panik
·         Dan masih banyak lagi.

            Mungkin dari beberapa yang disebutkan, pembaca bisa membedakan beberapa “turunan” dari rasa takut. Ketakutan yang muncul pada diri kita tidaklah muncul tanpa alasan, rasa takut yang ada memiliki penyebab yang jelas dan dapat diketahui. Sebagai contoh, seseorang yang takut pada hantu biasanya muncul karena cerita-cerita orang tentang resiko yang terjadi saat kita melihat hantu. Jadi rasa takut muncul dari pengalaman atau memori yang ada pada diri kita, yang akhirnya membuat system pertahanan diri untuk selalu berada di tempat aman.

                Rasa takut akan muncul karena adanya ancaman di masa yang akan datang, seperti halnya takut kepada hantu. saat kita berada pada tempat yang ‘horror’ rasa takut akan muncul karena ketakutan terhadap hantu yang akan muncul, rasa takut pada hantu juga disebabkan karena perkataan orang-orang terhadap berbahayanya atau betapa menyiksanya kita saat melihat hantu tersebut. Yang tidak lain hanyalah asumsi belaka. Jadi, rasa takut muncul karena otak kita mencerna bahwa kejadian atau makhluk yang akan datang akan mengancam kondisi kita. Dan ‘mengancam’ itu hanya asumsi otak yang diambil dari pengalaman dan memori yang ada. Kita takut kepada hewan buas dikarenakan bacaan tentang mereka yang dibilang bisa mengancam kehidupan kita.

                Lain kasusnya jika yang kita takuti adalah hal yang tidak kita ketahui (Unknown), rasa takut pada hal yang tidak diketahui itu relatif. Beberapa orang yang memiliki keingintahuan tinggi memiliki rasa takut yang lebih kecil disbanding orang yang tidak ingin tahu. Karena rasa penasaran yang mereka miliki, mereka merasa itu tidak mengancam selama mereka belum merasakan akibatnya.

Berani dan bodoh itu hampir sama

                Lain halnya dengan orang yang tidak mau mengambil resiko / tidak mau tahu. Mereka lebih memilih ‘cukup tahu’ apa yang khalayak umum takuti tanpa mau mengambil resiko. Ketakutan mereka mengarahkan mereka kepada sisi ‘aman’ dalam hidupnya.

              Namun, lain halnya dengan Phobia dan Trauma. Trauma adalah rasa takut karena pengalaman / hal yang pernah terjadi, dan adalah hal wajar saat rasa takut seseorang yang muncul berlebih karena pengalaman kelam yang pernah terjadi di masa lalunya. Berbeda dengan Phobia yang tanpa adanya kejadian yang terjadi sebelumnya.

          Selain rasa takut terhadap hal-hal yang akan datang, manusia juga memiliki rasa takut yang alamiah, seperti rasa takut terhadap ketinggian, kegelapan, tenggelam, dan beberapa hal lainnya. Rasa takut alami ini termasuk insting dari makhluk hidup untuk menghindari bahaya.

Rasa takutlah yang akan menyelamatkanmu

Rasa takut dan pilihan

                Jika diatas kita membahas rasa takut secara umum, pada bagian ini saya akan membahas rasa takut atau lebih spesifiknya 'gelisah' terhadap ‘pilihan’ dalam hidup kita.


Hidup itu adalah pilihan ganda yang tak berujung. Dengan opsi yang tidak terbatas, dan kadang membuat kita bingung memilih jawaban yang tepat walaupun sebenarnya tidak ada yang salah pada setiap jawaban yang kita pilih.
                Ya.. Hidup manusia itu dipenuhi oleh pilihan yang tak berujung, semua pilihan tidaklah benar maupun salah, namun masing-masing memiliki keuntungan dan resiko. Tingkatan dan rasio dari keuntungan dan resiko dari tiap pilihan pastilah berbeda. Sebagai contoh, disaat ingin membuka usaha, kita pastilah dihadapkan dengan resiko yang sangat besar, kerugian disaat pembukaan, pemasaran yang kurang baik, saingan yang jauh lebih besar, dan masih banyak lagi. Namun, hal ini bergantung pada persepsi dan sikap masing-masing individu. Resiko yang muncul dapat kita rubah menjadi keuntungan yang jauh lebih besar dibanding keuntungan pada pilihan sebelumnya. Tapi, sekali lagi keuntungan itu relatif pada pandangan masing-masing individu.

                Dari pilihan dalam hidup itulah, seringkali kita takut dengan resiko dari pilihan yang kita pilih. Dari ketakutan itu muncul kegelisahan, dan apabila kita tidak mengambil keputusan, kegelisahan itu akan semakin besar dan bisa menjadi berlebih. Namun, saat kita mengambil keputusan dan tidak siap menerima resiko yang ada, kekhawatiran akan muncul, semakin lama resiko muncul semakin besar kekhawatiran yang ada. Dan semakin cepat resiko itu muncul, maka akan muncul rasa panik.

                Satu paragraph diatas pastilah membingungkan. Ya . . sebuah dilema. Tapi tenang, hal diatas ditulis berdasarkan pengalaman penulis saat merasakan rasa takut yang berlebih (Anxiety). Dilemma diatas tidaklah lain karena pemikiran diri kita sendiri, bukan karena keadaan yang tidak bisa dibalikkan. Bukan pilihan yang membuat kita jatuh, tapi pemikiran kita sendirilah yang membuat kita jatuh. Dan rasa takut yang muncul pada bagian ini tidaklah nyata.


                Mengapa tidak nyata? Ketakutan terhadap masa yang akan datang adalah ketakutan terhadap hal yang mungkin terjadi. Ketakutan ini muncul karena pengalaman kita yang kurang terhadap hal tersebut. Sebagai contoh, saat kita memecahkan piring, kita pasti takut untuk mengatakan bahwa kita yang memecahkannya karena rasa takut kita terhadap marahnya orangtua. Sama halnya saat kita ingin menyatakan cinta kepada seseorang, ada rasa takut untuk mengungkapkan walaupun sebenarnya tidak ada hal yang perlu ditakuti. Rasa takut ini tidaklah pasti dan tidak mengancam. Rasa takut itu hanya spekulasi dalam pikiran kita dan memunculkan rasa takut. Yang terkadang muncul berlebihan.

Lantas apa yang harus kita lakukan?

Berpikirlah, karena hanya diri kita sendiri yang tahu apa yang kita hadapi. Hanya diri sendiri yang tahu resiko yang akan muncul, dan hanya diri sendiri yang tahu seberapa parah akibat yang muncul dari pilihan yang kita pilih. Mungkin kita akan merasa berat untuk menentukan pilihan yang terkadang sulit, tetapi ada kalanya kita harus memilih pilihan dengan resiko terberat. Untuk apa? Tentu saja, agar kita bisa membentuk pribadi yang lebih baik dari kesalahan yang diperbuat. 

Manusia tidaklah luput dari kesalahan

Dan kegagalan adalah hal pasti

Kesimpulan

                Tidak terasa pembahasan ini telah mencapai kesimpulan, terimakasih untuk pembaca yang masih mengikuti sampai disini. kesimpulan ditulis berdasarkan opini penulis, dan penulis dengan senang hati menerima kritik atau sanggahan dari pembaca sekalian.

                Rasa takut merupakan hal alamiah yang tertanam pada setiap individu, dan tidak mungkin bisa dihilangkan. bukan hanya tidak mungkin, tetapi lebih baik tidak dihilangkan, karena dengan rasa takut itulah kita aman, dan karena rasa takut itulah kita bisa tetap hidup. secara mental dan jasmani. Tetapi, ada kalanya kita harus menghadapi rasa takut yang ada untuk dapat melangkah ke depan. Dan kondisi seperti ini hanya diri kita sendiri yang dapat menentukan.

                Disaat kita bingung karena ketakutan yang berlebih, berpikirlah. Berpikirlah, buat resiko yang ada menjadi keuntungan, ambil sisi positif dari resiko yang ada, dan siapkan mental untuk menghadapi resiko dari pilihan yang kita pilih. Dari pemikiran seperti itu kita bisa menghadapi rasa takut dengan lebih tenang, dan kepanikan kita berkurang sehingga apapun jalan bercabang yang menunggu di depan, kita lebih siap menghadapinya. Dari pemikiran seperti itulah kita bisa melangkah dengan lebih ringan. Dan terakhir pemikiran kita sendirilah yang bisa menghadapi ketakutan yang ada, dan bukan orang lain.

Ketakutanlah yang membuat kita hidup
Ketakutanlah yang membuat kita beradab
Dan Ketakutanlah yang membuat kita berkembang

Sekian Pembahasan dari penulis, Terimakasih.
Untuk kritik dan saran, saya nantikan di kolom komentar.
Dan semoga pembaca tetap sehat selama wabah Covid-19 ini berlangsung.

Salam sejahtera,
♠️τροπος