
Setiap orang pastilah punya rasa
takut. Takut pada kegelapan, hewan buas, hantu, dan masih banyak lainnya. Rasa
takut adalah hal yang wajar bagi setiap manusia, karena rasa takut merupakan
salah satu system pertahanan diri dari hal-hal yang membahayakan. Tetapi, ada
kalanya rasa takut muncul kepada sesuatu yang tidak wajar. Lantas..
bagaimanakah cara kita untuk menghadapi rasa takut tersebut??
Pada postingan kali ini, saya
akan membahas emosi “Takut”
Apa itu rasa takut?Apa yang menyebabkan rasa takut?Bagaimana cara mengatasi rasa takut?
Nahh.. kita langsung saja ke
pembahasan.
Pembahasan
Scared ; Takut
-- bayang-bayang perasaan takut tanpa alasan;
-- suntuk malam takut akan sampai pada batas malam; takut kemalaman;
Rasa takut, merupakan salah satu
dari beberapa emosi dasar manusia, beberapa emosi dasar lainnya yaitu senang,
sedih, marah, dan lainnya yang tidak akan kita bahas disini. Rasa takut yang
dirasakan oleh kita sebagai manusia tidaklah selalu sama.
Apa yang membedakan rasa takut tersebut??
Untuk
pertanyaan diatas, saya belum bisa menjelaskan secara rinci. Karena pengetahuan
yang terbatas terhadap bidang yang dibahas ini. Tapi untuk memperjelas, pembaca
dapat membedakan dari beberapa rasa takut yang ada, yaitu :
·
Gelisah
·
Khawatir
·
Gugup
·
Panik
·
Dan masih banyak lagi.
Mungkin dari beberapa yang
disebutkan, pembaca bisa membedakan beberapa “turunan” dari rasa takut.
Ketakutan yang muncul pada diri kita tidaklah muncul tanpa alasan, rasa takut
yang ada memiliki penyebab yang jelas dan dapat diketahui. Sebagai contoh,
seseorang yang takut pada hantu biasanya muncul karena cerita-cerita orang tentang
resiko yang terjadi saat kita melihat hantu. Jadi rasa takut muncul dari
pengalaman atau memori yang ada pada diri kita, yang akhirnya membuat system
pertahanan diri untuk selalu berada di tempat aman.
Rasa
takut akan muncul karena adanya ancaman di masa yang akan datang, seperti
halnya takut kepada hantu. saat kita berada pada tempat yang ‘horror’ rasa takut akan muncul karena
ketakutan terhadap hantu yang akan muncul, rasa takut pada hantu
juga disebabkan karena perkataan orang-orang terhadap berbahayanya atau betapa menyiksanya kita saat melihat hantu
tersebut. Yang tidak lain hanyalah asumsi belaka. Jadi, rasa takut muncul
karena otak kita mencerna bahwa kejadian atau makhluk yang akan datang akan
mengancam kondisi kita. Dan ‘mengancam’ itu hanya asumsi otak yang diambil dari
pengalaman dan memori yang ada. Kita takut kepada hewan buas dikarenakan bacaan
tentang mereka yang dibilang bisa mengancam kehidupan kita.
Lain
kasusnya jika yang kita takuti adalah hal yang tidak kita ketahui (Unknown),
rasa takut pada hal yang tidak diketahui itu relatif. Beberapa orang yang
memiliki keingintahuan tinggi memiliki rasa takut yang lebih kecil disbanding
orang yang tidak ingin tahu. Karena rasa penasaran yang mereka miliki, mereka
merasa itu tidak mengancam selama mereka belum merasakan akibatnya.
Berani dan bodoh itu hampir sama
Lain halnya dengan orang yang
tidak mau mengambil resiko / tidak mau tahu. Mereka lebih memilih ‘cukup tahu’ apa yang khalayak umum
takuti tanpa mau mengambil resiko. Ketakutan mereka mengarahkan mereka kepada
sisi ‘aman’ dalam hidupnya.
Namun, lain
halnya dengan Phobia dan Trauma. Trauma adalah rasa takut karena
pengalaman / hal yang pernah terjadi, dan adalah hal wajar saat rasa takut
seseorang yang muncul berlebih karena pengalaman kelam yang pernah terjadi di
masa lalunya. Berbeda dengan Phobia
yang tanpa adanya kejadian yang terjadi sebelumnya.
Selain
rasa takut terhadap hal-hal yang akan datang, manusia juga memiliki rasa takut
yang alamiah, seperti rasa takut terhadap ketinggian, kegelapan, tenggelam, dan
beberapa hal lainnya. Rasa takut alami ini termasuk insting dari makhluk hidup
untuk menghindari bahaya.
Rasa takutlah yang akan menyelamatkanmu
Rasa takut dan pilihan
Jika
diatas kita membahas rasa takut secara umum, pada bagian ini saya akan membahas
rasa takut atau lebih spesifiknya 'gelisah' terhadap ‘pilihan’ dalam hidup kita.
Hidup itu adalah pilihan ganda yang tak berujung. Dengan opsi yang tidak terbatas, dan kadang membuat kita bingung memilih jawaban yang tepat walaupun sebenarnya tidak ada yang salah pada setiap jawaban yang kita pilih.
Ya..
Hidup manusia itu dipenuhi oleh pilihan yang tak berujung, semua pilihan
tidaklah benar maupun salah, namun masing-masing memiliki keuntungan dan
resiko. Tingkatan dan rasio dari keuntungan dan resiko dari tiap pilihan
pastilah berbeda. Sebagai contoh, disaat ingin membuka usaha, kita pastilah
dihadapkan dengan resiko yang sangat besar, kerugian disaat pembukaan,
pemasaran yang kurang baik, saingan yang jauh lebih besar, dan masih banyak
lagi. Namun, hal ini bergantung pada persepsi dan sikap masing-masing individu.
Resiko yang muncul dapat kita rubah menjadi keuntungan yang jauh lebih besar
dibanding keuntungan pada pilihan sebelumnya. Tapi, sekali lagi keuntungan itu
relatif pada pandangan masing-masing individu.
Dari
pilihan dalam hidup itulah, seringkali kita takut dengan resiko dari pilihan
yang kita pilih. Dari ketakutan itu muncul kegelisahan, dan apabila kita tidak
mengambil keputusan, kegelisahan itu akan semakin besar dan bisa menjadi
berlebih. Namun, saat kita mengambil keputusan dan tidak siap menerima resiko
yang ada, kekhawatiran akan muncul, semakin lama resiko muncul semakin besar
kekhawatiran yang ada. Dan semakin cepat resiko itu muncul, maka akan muncul
rasa panik.
Satu
paragraph diatas pastilah membingungkan. Ya . . sebuah dilema. Tapi tenang, hal
diatas ditulis berdasarkan pengalaman penulis saat merasakan rasa takut yang
berlebih (Anxiety). Dilemma diatas tidaklah lain karena pemikiran diri kita
sendiri, bukan karena keadaan yang tidak bisa dibalikkan. Bukan pilihan yang
membuat kita jatuh, tapi pemikiran kita sendirilah yang membuat kita jatuh. Dan
rasa takut yang muncul pada bagian ini tidaklah nyata.
Mengapa
tidak nyata? Ketakutan terhadap masa yang akan datang adalah ketakutan terhadap
hal yang mungkin terjadi. Ketakutan
ini muncul karena pengalaman kita yang kurang terhadap hal tersebut. Sebagai
contoh, saat kita memecahkan piring, kita pasti takut untuk mengatakan bahwa
kita yang memecahkannya karena rasa takut kita terhadap marahnya orangtua. Sama
halnya saat kita ingin menyatakan cinta kepada seseorang, ada rasa takut untuk
mengungkapkan walaupun sebenarnya tidak
ada hal yang perlu ditakuti. Rasa takut ini tidaklah pasti dan tidak mengancam.
Rasa takut itu hanya spekulasi dalam pikiran kita dan memunculkan rasa takut. Yang
terkadang muncul berlebihan.
Lantas apa yang harus kita lakukan?
Berpikirlah, karena hanya diri kita
sendiri yang tahu apa yang kita hadapi. Hanya diri sendiri yang tahu resiko
yang akan muncul, dan hanya diri sendiri yang tahu seberapa parah akibat yang
muncul dari pilihan yang kita pilih. Mungkin kita akan merasa berat untuk
menentukan pilihan yang terkadang sulit, tetapi ada kalanya kita harus memilih
pilihan dengan resiko terberat. Untuk apa? Tentu saja, agar kita bisa membentuk
pribadi yang lebih baik dari kesalahan yang diperbuat.
Manusia
tidaklah luput dari kesalahan
Dan kegagalan adalah
hal pasti
Kesimpulan
Tidak terasa pembahasan ini telah mencapai kesimpulan,
terimakasih untuk pembaca yang masih mengikuti sampai disini. kesimpulan ditulis
berdasarkan opini penulis, dan penulis dengan senang hati menerima kritik atau
sanggahan dari pembaca sekalian.
Rasa
takut merupakan hal alamiah yang tertanam pada setiap individu, dan tidak
mungkin bisa dihilangkan. bukan hanya tidak mungkin, tetapi lebih baik tidak
dihilangkan, karena dengan rasa takut itulah kita aman, dan karena rasa takut
itulah kita bisa tetap hidup. secara mental dan jasmani. Tetapi, ada kalanya
kita harus menghadapi rasa takut yang ada untuk dapat melangkah ke depan. Dan kondisi
seperti ini hanya diri kita sendiri yang dapat menentukan.
Disaat
kita bingung karena ketakutan yang berlebih, berpikirlah. Berpikirlah, buat
resiko yang ada menjadi keuntungan, ambil sisi positif dari resiko yang ada,
dan siapkan mental untuk menghadapi resiko dari pilihan yang kita pilih. Dari pemikiran
seperti itu kita bisa menghadapi rasa takut dengan lebih tenang, dan kepanikan
kita berkurang sehingga apapun jalan bercabang yang menunggu di depan, kita
lebih siap menghadapinya. Dari pemikiran seperti itulah kita bisa melangkah
dengan lebih ringan. Dan terakhir pemikiran kita sendirilah yang bisa
menghadapi ketakutan yang ada, dan bukan orang lain.
Ketakutanlah yang membuat kita hidup
Ketakutanlah yang membuat kita beradab
Dan Ketakutanlah yang membuat kita berkembang
Sekian Pembahasan dari penulis, Terimakasih.
Untuk kritik dan saran, saya nantikan di kolom komentar.
Dan semoga pembaca tetap sehat selama wabah Covid-19 ini berlangsung.
Salam sejahtera,
♠️τροπος